Kesenian Jawa Purba Digelar di Kaligondang

    Kesenian Jawa Purba Digelar di Kaligondang
    SENI BUDAYA: Warga Desa Sidareja saat mengikuti kegiatan Kesenian Jawa Purba di desanya. (Foto: Pendim 0702/Purbalingga)

    PURBALINGGA-Sebuah kolaborasi seni dan budaya bertajuk "Kesenian Jawa Purba" yang menggambarkan salah satu identitas seni, budaya, adat istiadat serta kebhinekaan yang ada di wilayah Kabupaten Purbalingga kembali digelar.Kegiatan ini dilaksanakan  di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, ( 20/8/2022).

    Kegiatan diawali dengan Pawai Adat dan Tumpeng keliling Desa Sidanegara yang dilanjutlan dengan pemecahan kendi secara simbolis oleh Kades Sidareja sebagai tanda dibukanya kegiatan kesenian jawa Purba.

    Menurut Suminto, Kades Sidareja, kegiatan yang dilaksanakan oleh pihaknya merupakan upaya mengembalikan ingatan akan identitas asli kesenian nenek moyang Kabupaten Purbalingga yang digelar oleh rakyat untuk rakyat tanpa terkotak kotak.

    "Sebagai tanda bangkit dan bersatunya 12 kelompok seni dari Desa Sidanegara dalam waktu 21 jam seni pertunjukkan, pameran seni  dan UMKM tanpa memandang perbedaan untuk menguatkan kebhinekaan, persatuan dan kesatuan" ungkapnya menjelaskan.

    Kades juga menambahkan jika Pagelaran Kesenian Jawa Purba di desanya turut menampilkan  aneka makanan khas Jawa, UMKM Sidareja. Pagelaran ini meliputi napak tilas, pertunjukan kebhinekaan hingga malam kesenian,  yang dilaksanakan selama 21 jam sejak Sabtu hingga Minggu, tanggal 20 - 21 Agustus 2022.

    “Sebuah pagelaran untuk mengembalikan ingatan akan identitas asli kesenian nenek moyang kita Jawa Purba/Jawa kuno dengan kesenian yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat tanpa terkotak-kotak. Di mana sebanyak 12 kelompok seni dengan 228 pelakon seni terlibat, ” terangnya, Sabtu, (20/8/2022).

    Sementara, Slamet Santosa, selaku Ketua Panitia dalam keterangannya menjelaskan bahwa Kesenian Jawa Purba, nama Purba diambil dari nama kota tercinta yaitu Purbalingga. Purba juga sebagai lambang penghormatan warga desa Sidareja terhadap leluhur terdahulu pada zaman Kerajaan Galuh Purba, kerajaan tertua di Pulau Jawa.

    “Sejarah mencatat, wilayah Purbalingga termasuk dalam area kekuasaan Kerajaan Galuh Purba yaitu pada 1 - 6 Masehi. Dua Prasasti ditemukan di kota ini, yang menandakan bahwa terdapat peradaban tua di kota ini, ” ujarnya.

    Konsep pagelaran ini digagas oleh Gita Thomdean yang juga merupakan pegiat Seni Kie Art di Sidareja dan didukung oleh Pemerintah Desa Sidareja dan para sesepuh desa setempat.

    Menurutnya Kesenian Jawa Purba Desa Sidareja ini menyajikan pengalaman unik untuk kembali ke kapsul waktu suasana Jawa tempo dulu. Para pengunjung diminta untuk berpakaian jarit lancingan ala Banyumasan yang diadaptasi dari orang nderes atau mengambil air nira yang banyak dilakukan oleh warga desa Sidareja di masa lampau.

    Perarakan dilakukan dengan tiga tahap seni pertunjukan seperti Napak Tilas Jawa Purba dengan memperkenalkan beberapa tempat Legenda Desa.

    “Petilasan watu peninisan, petilasan watu jaran dan ziarah makam Mbah Kyai Hasan Toyib, malam Kesenian Jawa Purba, dengan akhir perjalanan disambut dengan Upacara Kemenangan Jawa Purba Sidareja, ” ungkapnya.

    Ia juga menambahkan pada pagelaran malam Kesenian Jawa Purba, akan disajikan pertunjukkan seni asal usul desa “Ujungan Pemersatu Desa” yang telah berusia 112 tahun. 

    Kegiatan dilaksanakan secara swadaya masyarakat desa yang masih berstatus zona merah dalam perekonomian. Persembahan cinta warga Desa Sidareja untuk para leluhur, nguri-uri warisan seni budaya leluhur.

    “Pada hari kedua masuklah Kebhinekaan Jawa Purba, yang merupakan penggambaran akulturasi budaya Islam yang masuk ketanah nusantara dengan yang kemudian diakhiri dengan kearifan lokal jaranan/ebeg, ” terangnya.

    Menanggapi pagelaran Kesenian Jawa Purba, Danramil 02/Kaligondang, Kapten Arm Wahyudi Seno, yang turut hadir dalam pembukaan kegiatan ini,  sangat mendukung dan mengapresiasi pagelaran kesenian tersebut sebagai bentuk peduli nguri-uri budaya Jawa.

    “Sudah semestinya kita menjaga, mencintai dan juga melestraikan budaya peninggalan para pendahulu kita, dimana budaya lokal Desa Sidareja dengan bahasa panginyongan dan kesenian lainnya harus terus kita uri-uri, ” tuturnya.(SF)

    purbalingga jawa tengah
    Satria Ferry

    Satria Ferry

    Artikel Sebelumnya

    Paskibraka Awali Pawai Kebangsaan di Purbalingga

    Artikel Berikutnya

    24 Bandar Judi Digulung, Kapolda Jateng:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    DPR Apresiasi Jenderal Sigit Atas Penghargaan Bagi Satrio 
    Kearifan Masyarakat Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10
    Para Pemimpin Negara Tiba di Bali Hadiri World Water Forum ke-10

    Ikuti Kami